Uang Saku Pelatnas Disetop, Jendi Manfaatkan Gaji CPNS dan Jual Karet



Pandemi COVID-19 berimbas pada penyetopan pelatnas atlet-atlet penyandang disabilitas di Solo. Gaji atlet pun ikut dihentikan.
Hal itulah yang dialami perenang difabel nasional Jendi Pangabean. National Paralympic Committee (NPC) terpaksa merumahkan atletnya menyusul penundaan Paralimpiade Tokyo menjadi tahun depan.

Terlebih ASEAN Para Games yang seharusnya bergulir September 2020 oleh tuan rumah Filipina malah dibatalkan. Lagi-lagi karena wabah COVID-19.

"Iya karena kami tidak pelatnas (gaji disetop). Walau dikasih program oleh pelatih di rumah? Iya tapi itu untuk menjaga kondisi kami saja," kata Jendi , Rabu (13/5/2020).
Jendi sebenarnya menyayangkan penyetopan multievent tersebut apalagi setelah hampir setahun mereka mempersiapkannya. Tapi dia maklum karena kondisi ini terjadi tidak hanya di Indonesia tapi hampir seluruh negara di dunia.

"Ya, kalau pemasukan (karena gaji disetop) masih ada gaji CPNS. Walau tidak penuh tapi dicukup-cukupi," sebutnya.

Selain itu, atlet asal Palembang ini juga beruntung karena masih ada pemasukan lain dari usaha penjualan karet

"Ada juga pemasukan dari pohon karet. Artinya kalau buat makan masih bisa. Lagipula hari-hari masih bersama keluarga," ujar pemain berusia 28 tahun ini.

"Iya, sudah lama kan kemarin belinya bertahap. Kalau dapat uang atau bonus beli. Tak perlu disebut berapa hektar yang penting ada pemasukan lah," kata dia kemudian tertawa.
(mcy/cas)
Dtk