Perjuangan Menjadi PPPK Ibarat Berjuang di Era Kolonial, Kata Korwil PHK2I

Perjuangan Menjadi PPPK Ibarat Berjuang di Era Kolonial, Kata Korwil PHK2I
Korwil PHK2I Jateng Ahmad Saifudin. Foto: dokumentasi pribadi

Koordinator Wilayah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Ahmad Saifudin mengungkapkan uneg-unegnya atas perjuangan mendapatkan status aparatur sipil negara (ASN).

Tujuan awal honorer K2 ingin diangkat menjadi PNS tetapi kemudian diarahkan pemerintah ke PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja).

Sayangnya, status PPPK ini hanya enak didengar. Faktanya untuk mendapatkan status itu, honorer K2 yang sudah ikut tes Februari 2019 dan dinyatakan lulus PPPK tetapi sampai dua tahun menunggu masih belum selesai semua.

"Proses perjuangan PPPK yang lolos bak perjuangan di era melepaskan bangsa ini dari cengkeraman kolonial," kata Saifudin , Selasa (2/2).

Dia melanjutkan, berjuang melalui aksi unjuk rasa dengan dana hasil iuran, orasi menggebu, perjuangan penuh cobaan dari sesama rekan dan keluarga dilalui. Ketika regulasi lahir, harus tes sesama honorer K2. Sudah lulus dihadapkan berlapis-lapis peraturan.

Tidak berhenti di situ, setelah terima SK pun ternyata tidak langsung bisa gajian karena terganjal aturan.

Giliran Permendagri Nomor 6 Tahun 2021 tentang teknis pembayaran gaji dan tunjangan PPPK terbit, hitungan gaji dihitung sesuai tanggal surat perintah menjalankan tugas (SPMT).

Ada yang gembira karena SPMT per 4 Januari. Namun, banyak yang bersedih karena gajinya dihitung Februari atau Maret. "Masa indah saat tes, lulus, terima SK, terima gaji, hanya ilusi sesaat. Berbagai peraturan menteri ini itu harus dihadapi."

"Pahit getir, pekik, teriak, jerit tangis, mewarnai perjuangan teman-teman dalam meraih asa ini. Memilukan, sangat teramat banget," ucapnya.

Penantian panjang itu membuat banyak honorer K2 menggadaikan barang untuk menutup kebutuhan dan angsuran. Sebab, harapan honorer K2 tidak seperti kenyataan.

"Inilah sebagian potret perjuangan PPPK tahap satu. Belum lagi menghadapi sesama rekan yang menganggap kita (honorer K2 yang lulus PPPK) sebelah mata. Belum lagi keluarga terlalu capek menunggu dan menunggu," tuturnya.

"Hidup di negeri gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo, tetapi bukan buat kami PPPK tahap pertama. Kuatkan hatimu, iman dan imun dijaga agar kita kuat menghadapi kenyataan ini." (esy/jpnn)